Demam Kuning (Yellow Fever)
Selayang Pandang
Demam kuning adalah penyakit demam berdarah (hemoragik) virus akut yang ditularkan oleh nyamuk yang terinfeksi virus penyebab demam kuning. Penyebab penyakit demam kuning adalah virus yang tergolong dalam genus Flavivirus, kelompok besar virus RNA. Di kawasan hutan, secara alamiah virus demam kuning hidup dan memperbanyak diri pada tubuh primata selain manusia, biasanya monyet dan simpanse. Virus ini dapat ditularkan ke manusia melalui perantara (vektor) nyamuk. Nyamuk perantara (vektor) penyakit demam kuning di kawasan hutan Afrika adalah Aedes africanus (terutama) dan spesies Aedes lainnya. Di Amerika Selatan, vektor utamanya adalah spesies Haemagogus dan Sabethes. Di daerah perkotaan dari Afrika dan Amerika Selatan, vektornya adalah Aedes aegypti. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit menular yang berbahaya. Tingkat kematian penyakit ini berkisar 20-50%, namun pada kasus berat dapat melebihi 50%. Belum ditemukan pengobatan spesifik untuk penyakit ini.
Sejarah Perkembangan Demam Kuning
No | Tahun | Perkembangan |
1. | 3000 tahun sebelum abad ke-16 | Para ilmuwan sepakat bahwa demam kuning mulai berkembang di Afrika |
2. | Abad ke-16 | Menyebar ke bumi bagian barat yang merupakan importasi dari Afrika Barat |
3. | Tahun 1648 | Terjadi KLB di Amerika (Yucatan dan Guadelope) |
4. | Tahun 1668-1699 | Terjadi KLB di Newyork, Boston, dan Charleston |
5. | Abad ke-17 | Terjadi penyebaran ke Eropa |
6. | Tahun 1730 an | KLB di Eropa pertama kali terjadi di Spain, French dan British. Pada tahun yang sama juga terjadi KLB di Amerika yaitu di West Indies, US, dan Amerika tengah. |
7. | Abad ke-18 | Sebelum pertengahan abad ke-18 Para ilmuwan sepakat bahwa demam kuning ditularkan melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi atau benda yang terkontaminasi |
8. | Tahun 1848-1881 | Ilmuwan pertama yang berdpendapat bahwa demam kuning ditularkan melalui vektor nyamuk adalah dokter dari Amerika (Josiah Clark Nott, 1848) dan dokter dari Cuban (Carlos Finlay, 1881) |
9. | Tahun 1898 | KLB menyerang para tentara US di Kuba pada perang antara Spain –Amerika. Banyak kematian pada peristiwa ini |
10. | Tahun 1900 | Komisi Reed Yellow Fever menyimpulkan bahwa infeksi demam kuning pada manusia ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti |
11. | Tahun 1905 | KLB Terakhir yang terjadi di New Orleans, US |
12. | Tahun 1930 | Telah dikembangkan 2 jenis vaksin: 17D vaksin dan French neurotopic vaccine |
13. | Tahun 1940 | Kampanye vaksinasi massal, di Amerika menggunakan jenis 17 D vaksin, dan di Afrika menggunakan French neurotopic vaccine |
14. | Tahun 1960 | Kasus demam kuning terus dilaporkan baik dari Afrika maupun Amerika. Ribuan kasus dilaporkan berasal dari daerah yang tidak mendapatkan vaksinasi |
15. | Tahun 1980 | Peningkatan kasus yang signifikan di Afrika. Diperkirakan sebanyak 120.000 kasus dengan 24.000 kematian yang dilaporkan hanya dari Nigeria saja. Pada kejadian ini diketahui bahwa penyebaran terjadi akibat berkembangnya demam kuning pada non-human primate. |
16. | Tahun 1982 | French neurotopic vaccine tidak lagi digunakan karena diketahui dapat menyebabkan postvaccinal encephalitis. Pada tahun ini 17 D vaksin menjadi standar untuk imunasi di seluruh dunia |
17. | Abad ke- 20 | Vaksinasi demam kuning telah menjadi program imunisasi rutin di beberapa negara Amerika dan Afrika |
Gejala, Tanda dan Masa Inkubasi
Setelah kontak dengan nyamuk yang terinfeksi, virus akan mengalami masa inkubasi di dalam tubuh selama 3 sampai 6 hari diikuti oleh infeksi yang dapat terjadi selama satu atau dua tahap. Fase pertama adalah fase akut. Fase ini biasanya menyebabkan demam, nyeri otot terutama pada bagian punggung, sakit kepala, menggigil, kehilangan nafsu makan, dan mual muntah. Sebagian besar pasien akan pulih setelah 3 sampai 4 hari. Namun, 15% dari pasien akan memasuki fase kedua (beracun) dalam waktu 24 jam, ditandai dengan kerusakan hati dengan jaundis/ikterik atau kulit menjadi berwarna kuning, gagal ginjal, meningitis dan akhirnya dapat mengakibatkan kematian. Akan terjadi demam tinggi dengan beberapa sistem tubuh yang terpengaruh. Setengah dari pasien yang masuk pada fase beracun dalam waktu 10 sampai 14 hari, sisanya sembuh tanpa kerusakan organ yang signifikan.
Transmisi (Cara Penularan)
- TIPE SYLVATIC (JUNGLE YF)
- Nyamuk menggigit monyet terinfeksi virus demam kuning
- Kemudian nyamuk ini biasanya akan menggigit monyet lain atau manusia yang masuk ke hutan
- Terjadi di hutan hujan tropis
- TIPE INTERMEDIATE
- Virus dapat ditularkan dari monyet ke manusia atau dari manusia ke manusia melalui nyamuk
- Tipe ini paling sering terjadi di Afrika
- TIPE PERKOTAAN
- penularan virus antar manusia melalui nyamuk, terutamaaedes aegypti.
- Jenis transmisi ini sangat rentan menyebabkan epidemi penyakit demam kuning dalam area yang lebih luas.
Kriteria Kasus dan Penegakan Diagnosis
KASUS SUSPEK
Setiap orang yang memiliki gejala awal demam akut diikuti dengan ikterus/ jaundice dalam waktu 2 minggu dari timbulnya gejala demam disertai dengan salah satu atau lebih dari tanda perdarahan berikut ini: perdarahan dari hidung, gusi, kulit, atau saluran pencernaan.
ATAU
Kematian dalam waktu 3 minggu dari mulai ditemukannya gejala awal penyakit demam kuning.
DAN
Memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di daerah terjangkit dalam 6 hari terakhir sebelum timbul gejala.
KASUS KONFIRMASI
Seorang kasus suspek yang dikonfirmasi berdasarkan hasil laboratorium
Pengobatan dan Tata Laksana Kasus
Tidak ada pengobatan yang spesifik pada yellow fever, sebagian besar pasien yang mengalami gejala yellow fever yang ringan akan hilang dengan sendirinya dalam waktu tiga sampai empat hari. Terapi suportif ditujukan langsung untuk memperbaiki kehilangan cairan dan mempertahankan stabilitas hemodinamik, misalnya dengan pemberian oksigen, pemberian cairan intravena untuk dehidrasi dan intubasi endotrakeal (penempatan tabung pernapasan) dan ventilasi mekanik dalam kasus gangguan pernapasan. Pemberian vitamin K dan Fresh Frozen Plasma (FFP) disarankan untuk menangani gangguan koagulasi. Bila terjadi gagal ginjal akut maka dialisis dapat dilakukan. Pada pengobatan hindari pemakaian obat-obatan tertentu, seperti aspirin atau obat anti-inflamasi lainnya (misalnya ibuprofen, naproxen), yang dapat meningkatkan risiko perdarahan.
Konfirmasi Laboratorium
Demam kuning dikonfirmasi jika hasil laboratorium menunjukkan hasil isolasi positif virus demam kuning atau adanya IgM spesifik demam kuning atau kenaikan empat kali pada titer IgG dalam serum antara sampel akut dan konvalesen dan/atau positif histopatologi pada jaringan liver yang diambil setelah kematian atau terdeteksinya antigen demam kuning di jaringan dengan teknik imunohistokimia, atau ditemukan susunan genom RNA virus demam kuning dalam darah atau jaringan. Konfirmasi laboratorium ini harus dilakukan oleh laboratorium yang memiliki kapasitas untuk pemeriksaan demam kuning. Untuk saat ini pemeriksaan kasus suspek demam kuning menggunakan spesimen serum melalui metode PCR. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam konfirmasi laboratorium yaitu pengambilan, pengepakan, pengiriman dan pemeriksaan spesimen lihat disini.
Distribusi Geografis
Empat puluh tujuh negara di Afrika (34) dan Amerika Selatan (13) endemis demam kuning. Diperlukan kewaspadaan dini dan kekebalan tubuh sebelum memasuki wilayah di negara tersebut.
Regional WHO | Negara |
African Region | Angola, Benin, Burundi, Cameroon, Central African Republic, Chad, Congo, Cote d Ivoire, Democratic Republic of the Congo, Equatorial Guinea, Ethiopia, Gabon, Gambia, Guinea, Guinea Bissau, Kenya, Liberia, Mali, Mauritania, Niger, Nigeria, Ruwanda, Senegal, Siera Leone, Sudan, Togo, Uganda, Ghana, Congo, Eritrea, Sao Tome, Somalia, Tanzania, Zambia |
American Region | Argentina, Brazil, Colombia, Ecuador, French Guiana, Guyana, Panama, Paraguay, Peru, Suriname, Trinidad and Tobago, Venezuela, Bolivia |
Distribusi Demam Kuning di Afrika
Distribusi Demam Kuning di Amerika
Penilaian Risiko Penyebaran di Indonesia
- Belum pernah dilaporkan keberadaan kasus demam kuning di Indonesia
- Belum pernah dilaporkan keberadaan vektor nyamuk Haemagogus dan Sabethes di Indonesia
- Risiko importasi sedang bagi Indonesia, hal ini dikarenakan Indonesia mensyaratkan pelaku perjalanan yang menuju dan datang dari negara terjangkit harus memiliki sertifikat vaksinasi yang masih valid.
Vaksinasi Demam Kuning di Angola. Sumber: https://www.konfrontasi.com/content/global/demam-kuning-jangkiti-angola-ratusan-orang-tewas
Pencegahan Demam Kuning
- Pengendalian Vektor
- Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan Menguras, Menutup, dan Memafaatkan/Mendaur ulang, ditambah dengan upaya mekanik lain yang terbukti bermanfaat (PSN 3M Plus).
- Pengendalian secara biologi dengan menggunakan agent biologi
- Pengendalian secara kimiawi menggunakan insektisida kimia.
- Pengendalian vektor secara terpadu
- Pemberian Kekebalan melalui Vaksinasi
- Vaksinasi demam kuning harus dilakukan oleh pelaku perjalanan yang akan bepergian atau tinggal di negara/wilayah negara endemis dan/atau terjangkit kejadian luar biasa demam kuning
- Vaksinasi ini dilakukan selambat-lambatnya 10 hari sebelum berangkat
- Vaksinasi demam kuning dapat dilakukan di Kantor Kesehatan Pelabuhan terdekat
Pedoman Demam Kuning
Buku Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Demam Kuning dapat didownload disini.