Potensi Penularan Virus Ebola Dalam Semen Pria

[caption id="attachment_185" align="aligncenter" width="450"] www.pedulisehat.info[/caption] Penularan penyakit virus Ebola (PVE) diketahui terjadi melalui kontak langsung dengan organ yang terinfeksi seperti kontak dengan kulit yang rusak atau selaput lendir, darah, sekresi, organ atau cairan tubuh lainnya dari orang yang terinfeksi sebelumnya, serta kontak dengan permukaan dan bahan (misalnya tempat tidur, pakaian) yang terkontaminasi dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi. Petugas kesehatan pun sangat beresiko tertular PVE ketika merawat pasien yang dicurigai PVE. Upacara pemakaman yang melibatkan kontak langsung dengan tubuh mayat yang terkonfirmasi PVE juga dapat menularkan PVE ini.[1] Sebuah penelitian baru pada Maret 2015, menemukan adanya potensi penularan PVE melalui hubungan seksual. Hal ini diketahui dari hasil analisa semen seorang pria warga negara Liberia yang mengandung RNA virus Ebola setelah sembuh dari penyakit ebola yang dapat bertahan di semen pria tersebut selama 199 hari setelah timbulnya gejala.[2] Pada Juli 2015, Kementerian Kesehatan Liberia membentuk Program Pemeriksaan Kesehatan Pria untuk pengujian semen terhadap virus Ebola dan dilakukannya konseling perilaku serta hubungan seksual yang aman. Dilaporkan dalam penelitian lain bila semen seorang survivor (orang yang telah sembuh dari suatu penyakit) yang mengidap infeksi HIV ditemukan Virus Ebola yang dapat bertahan selama kurang lebih 565 hari. Diduga virus Ebola bertahan lebih lama pada survivor HIV dikarenakan adanya faktor lain seperti daya imun yang rendah, gangguan neurokognitif, sindrom metabolik dan lainnya yang mengakibatnya RNA virus ebola dapat dengan mudah masuk ke dalam semen dan bertahan lama di tempat tersebut. World Health Organization (WHO) merekomendasikan agar penderita PVE yang telah sembuh beserta pasangan mereka, untuk sementara waktu tidak melakukan hubungan seks atau melakukan hubungan seks aman dengan alat pelindung seperti kondom secara benar dan konsisten selama 12 bulan sejak terjadinya gejala atau hingga hasil uji virus Ebola pada semen telah negatif sebanyak dua kali. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut ada potensi penularan virus Ebola melalui hubungan seksual dengan penderita PVE yang telah sembuh karena RNA Virus Ebola yang dapat bertahan cukup lama dalam semen penderita PVE. Perlu menjaga kebersihan diri dengan sebaik-baiknya, seperti mencuci tangan dengan sabun setelah kontak fisik dengan semen terutama setelah aktivitas seksual yang dilakukan adalah salah satu cara yang efektif untuk mengurangi tingkat risiko penularan PVE. --- [1] http://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/ebola-virus-disease [2] Lawrence J. Purpura et al.2017. Ebola Virus RNA in Semen from an HIV-Positive Survivor of Ebola. The Journal Centre For  Disease Control and Prevention.